Pagi ini, tugas skripsi yang harusnya aku fokuskan malah
berantakan terurai begitu saja.
Entah,, mungkin aku selalu memikirkan sosok seorang yg
berarti dalam hidupku.
Setiap aku mendengar alunan nada suaramu, selalu menyisakan
satu ruang yang hampa di hatiku.
Setiap ketikan materi skripsi yang kutulis, engkau
menyemburat merasuki satu ruang kosong di ruang pikirku.
Benar, sebongkah rasa, sebutir pikirku, telah tertinggal di
Jember sana, bersama kenangan mendebarkan saat terakhir jumpa bulan januari
itu..
Bahkan, jauhnya jarak antara Bandung - Jemberpun,
bayang-bayang wajah ayu mu tetap meliuk-liuk indah menemani tatapan-tatapan
kosongku.
Senyum manis dari bibir yang indah, serta sorot mata lembut
tapi menusuk, menjadi santapan lamunan di pagi ini.
Aku selalu memberanikan diri menjemput takdirku, karna aku
bukan orang yang muluk- muluk.
Dan Amarahku akan bagai singa jantan yang terjaga bagi
siapapun yang mengusikmu.
Aku bukanlah lelaki yang sempurna, dan aku memilihmu untuk
menyempurnakan hidupku.
sdt20