Selasa, 29 Januari 2013

BANGSAL 13




            Diantar dengan mobil wisata setelah upacara berlangsung menuju kompi sasaran. Tanpa sengaja Danki Kapten POM Yohanes membagi nama- nama peserta latsitarda dan akhirnya kita berempat bertemu di kamar no 13 yang konon banyak makhluk asing singgah di sana.  Tiba di kamar, kita langsung kurve (bersihkan) tempat suwung ini  yang lama tidak ditempati. Ternyata benar kata penunggu, makhluk asing banyak di dalam kamar, contoh semut, tokek, kalajengking, kecoak dan lain- lain.

SERSAN MAYOR SATU KARBOL ZEFANYA O. LITBAGAY (AAU)
(paling kanan)
            Selama perjalanan di mobil, terlihat angkuh sampe. Pakai kacamata, padahal cuma untuk nutupin cahaya agar bisa tidur. Kayaknya iger (jeger/ ganas), padahal sebenarnya berhati lembut setelah kenal lebih jauh. Beliau di akademi menyandang jabatan Koodinator alat belyra, Kepala dinas kesenian, dan koordinator NV. Semua alat bisa dimainkan apalagi hanya memainkan AC, sering manggung bersama Sagita Band dulu sebelum masuk akademi katanya. Tanggap dan cepat dalam melaksanakan perintah, memiliki kepedulian tinggi dan tidak takut apapun kecuali SAMBAL. Paling tidak betah tidur di kamar, semoga tidak menjadi kebiasaan saat berumah tangga ya.

SERSAN MAYOR SATU KADET EMAN SOLEMAN (AAL)
(kedua dari kiri)
            Saya sudah akrab sejak di kapal LST. Ternyata beliau seorang Danton di Akademi, tapi kenapa ketika masih di kapal LST bila baris selalu paling belakang. Itulah kelebihan dia, walau jeger tapi tidak sombong. Gerakan kalem sak t_ _k Berbanding terbalik dengan Zefanya. Tapi bagaimanapun juga pelaut itu slow but sure, santai tapi tetap santai. Sangat suka dengan segarnya air kelapa sampai rela mengorbankan jempolnya. Kata teman, di mana ada saya pasti ada eman. Terimakasih telah memberi banyak nasehat tentang pentingnya kesetiaan, dan ternyata benar bahwa tidak ada yang lebih indah dibanding kesetiaan. Jaga selalu sisunmu mbak Trisna.

BRIGADIR MAYOR SATU TARUNA JUSMAN MORI (AKPOL)
(ketiga dari kiri)
            Awalnya sangat pendiam, perlu waktu seminggu untuk bisa membaur. Putra Kota Palu yang konon katanya cuma terdapat 1 mall ejek eman. Tapi dari sudut pemerintah, justru itu peluang emas untuk mengembangkan pasar tradisional lo. Di manapun tempat wisata dikunjungi, di situ sisun bersemi. Memang andalan banyak sekali intelnya, maklum calon Kasat Brimob cita- citanya. Perut kotak- kotak, sering binsik salah satu penyebab cangkul patah. Tapi jangan sering- sering ninja yo le..
JUSMAN, MULIA, ZEFANYA, EMAN

            Barang- barang kalian aku simpan baik- baik supaya kita selalu ingat satu sama lain. Jaga selalu SE**AK (Semangat dan Kompak) kata Kadet Eman. Ingat selalu Bangsal 13. Nanti kalau kita semua sudah jadi pejabat, kita kunjungi bangsal 13 dan kita buat seperti hotel bintang 7 cap puyer walang kerik.

Note: Bagi pembaca, bahasanya sulit dipahami dan aneh ya. Mohon maklum karena ini menggunaakan bahasa tradisi, tapi yang jelas kami bukan orang aneh.

LATSITARDA (Latihan Integrasi Taruna Wreda)


            

         Pertama kali kami bertemu kalian di kapal KRI Nusanive, saya langsung bertanya kepada ibu pertiwi,,”mereka siapa ibu?”,,beliau menjawab,”mereka sama dengan kalian nak,semua adalah anak ibu yang nantinya bersama kalian mengabdi untuk bangsa dan negara ini”,,,”o begitu ya,tapi kayaknya mereka kurang bersahabat”,sahutku,,”udaaahh,,banyak penjabaran kamu,membaur sana terus main kelereng sama sama mereka di kapal”,jawab ibu dengan nada agak kesal.” Siap ibu”..(khayalan tingkat tinggi).
            Bicara tentang Latsitarda,KRI Nusanive merupakan kenangan terindah yang masih kental. Awalnya atmosfir tatapan sinis, saling adu gengsi sangat terasa di semua lambung kapal. Tapi itu tak bertahan lama, karena kita semua patuh pada pesan ibu, untuk saling menjaga silaturahim dan bekerja sama. Memasuki hari kedua di kapal, perlahan rasa malu, gengsi dll sebisa mungkin kami lepas. Seorang pamong, militer dan polisi tentunya harus dekat dengan masyarakat to, dimulai dari bagaimana kita berinteraksi di latsitarda.
Suasana Jam Istirahat Malam di Kapal Landing Ship Tank
Tetap Semangat Meski Tidak Mandi 6 Hari
      

          Ternyata hidup di kapal, apalagi yang kehidupannya sebagian besar di laut itu tak semudah dan seindah di cerita kartun Luffy (one pice), nyatanya 6 hari saja menjalani perjalanan laut dengan KRI Prajurit Nusanive itu sudah cukup untuk mengatakan pertama dan terakir. Dengan air terbatas, tidur ala prajurit, cukup kedua mata dan muka saja yang dimandikan itu sudah mendingan. Apalagi dilengkapi fasilitas sauna gratis bersuhu tinggi, lebih melengkapi kebahagiaan. Tapi dari situ kami salut pada rekan- rekan angkatan laut yang dengan tangguhnya setia mempertahankan NKRI walau di medan seberat itu. Tapi kenapa harus dengan kapal? salah satu filosofinya ibarat logam yang keras, disatukan di kapal dengan segala keterbatasan dan tekanan + agak panas, agar bisa mencairkan logam yang keras tadi sehingga dapat meleburkan satu sama lain. Selain itu kami lebih bisa meresapi tentang lagu yang dulu waktu Playgroup kita nyanyikan “Nenek moyangku, seorang pelaut”,,,bahwa beliau- beliau  yang dulunya pelaut ternyata tak seceria saat kita nyanyikan dulu.

            Oke cukup tentang bagaimana di kapal, sekarang kita menuju kehidupan darat. Perjuangan kami dimulai dengan upacara pembukaan oleh Panglima TNI di Lapangan Sangkareang Mataram. Setelah itu langsung menuju tempat sasaran yang disebar di 4 kabupaten. Sampai di tempat sasaran kami disambut suka cita oleh pejabat Bupati, Kapolres, Dandim setempat dan masyrakat, walau dalam hati merasakan awal dari duka cita, badan gatal, bau belum mandi air tawar sejak di kapal.
            Sikap respect dan loyal harus dijunjung tinggi selama kegiatan, tanpa banyak fikir terhadap perintah, esoknya dengan sigap kami pegang cangkul, sekop, sabit, dll untuk meratakan jalan di tempat sasaran. Gerombolan bambu yang menghalangi jalan dengan cepat bisa kami babat habis. Lingkungan rumah yang kotor seketika menjadi bersih sekaligus rumah- rumahnya. Sampai- Sampai peralatan alutsista cangkul dll patah semua tidak lebih dari 1 minggu umurnya. Satu hal yang paling saya suka ketika romusa berlangsung, segarnya air kelapa milik kebun penduduk selalu ada untuk kami di tengah tubuh ini lemah letih lesu dan gosong karna kepanasan. Segarnya seperti pedang yang ditempa panas api langsung dimasukkan air es mak nyos.

MAK NYOS!!!

            Jangan salah, bukan hanya romusha yang kita lakukan. Pesiar setiap sabtu dan minggu merupakan reward yang tak terlupakan juga. Hampir semua tempat wisata di Lombok telah kami sambangi. Selong Belanak, Pantai Kuta, Narmada, Senggigi, Pantai Pink , Oleh- oleh mutiara ala Kota Mataram dan banyak lagi wis. Apalagi Gili Trawangan yang luar biasa dahsyatnya, saya rekomendasikan kepada teman- teman kalau menikah nanti untuk menikmati bulan madu di sana saja, tidak kalah dengan Hawai kok, JOS GANDOS pokoknya.
            Pawai yang digelar dengan pertunjukan Drum Corps gabungan akademi TNI, IPDN dan Akpol yang memukau warga masyarakat turut memeriahkan suasana Mataram dan 4 kabupaten lainnya. Wisata Juang di Taman Makam Pahlawan itu wajib untuk mengenang jasa Pahlawan terdahulu. Kurve makam habis- habisan langsung di bawah komando Mayor Penerbang Jhonson Simatupang merupakan dedikasi beliau agar kita sadar betapa banyak darah keringat pahlawan yang dikorbankan untuk kemerdekaan sedangkan kita cukup mengisi pembangunan dan mempertahankannya saja. Untuk peningkatan kualitas perekonomian,kami juga melakukan penyuluhan tentang teknologi tepat guna. Bagaimana mengolah bahan mentah sumber daya alam di sana agar efektif dan memiliki nilai jual tinggi.
Drum Band Akademi TNI, IPDN dan Akpol

YON 3 KOMPI A
Pantai Kuta Lombok
Gili Trawangan

still pak


            Itu baru seklumit cerita gambaran kami di sana. yang tak kalah berkesan ketika kami akan berpisah, aksi tukar menukar benda untuk kenangan, baik brevet, seragam, jaket, topi , sepatu dan masih banyak lagi dengan sukarela tanpa paksaan dilakukan karena latsitarda hanya sekali seumur hidup. Bahkan ada yang berniat tukar akademi selama sebulan juga ada, aneh- aneh saja. Stres berat ketika sehari sebelum upacara penutupan berakhir. Saya yang tidak merokok saja jadi ikutan karna kebersamaan ini akan berakhir. Walau ada facebook,BBM dan lain- lain masih belum bisa menggantikan kebersamaan ini.  Dari dulu yang awalnya bertemu baku silang menjadi baku sayang, hitam putih tiap akademi menjadi nampak karena kami bisa saling melebur dan berbagi. Tapi bukan hanya itu sebab mengapa kami sedih, setelah upacara itu Kapal Kebanggaan Nusanive sudah menunggu. Yang bertahan sampai Surabaya akan mendapatkan penghargaan brevet Tj. Nusanive. Tapi Saya kurang beruntung belum bisa dapatkan itu karna tidak ikut rombongan, maklum SUH,,kepentingan dinas. Jemput SISUN di Jember,,hehe
            Oke, gook luck untuk kawanku semua di sana. Akmil, Akpol, Karbol, Kadet dan Mahasiswa, bersama kita saling melengkapi membangun negeri. Belajar dan berlatih sungguh- sungguh, kita bertemu saat bertugas di lapangan, buktikan 20 atau 30 tahun ke depan pengabdian kita untuk Ibu Pertiwi.