Minggu, 13 Mei 2012

PILIHAN


      Banyak pilihan kadang juga buat bingung, terlalu sedikit alternatif juga kurang mantap. Dan sering sekali kita dihadapkan pada 2 pilihan, kanan atau kiri, ya atau tidak, itupun sudah sangat sulit sekali. Kalau dalam birokrasi, jika memilih ”Ya” kurang tepat, maka pilihan “Tidak” belum tentu tanpa resiko. BBM naik apa turun, rasanya sangat sulit untuk mengucapkan kata yang tak lebih dari 5 huruf. Jadi segala keputusan tentu ada min dan plus nya dan pilihan itu ada di tangan kita masing- masing sebagai makhluk terhormat. Terkadang kita sampai menyalahkan Eyang Adam, kenapa dulu dia mau dipindahtugaskan dinas di bumi yang ruwet ini, andai dulu masih eksis di syurga otomatislah saya gak perlu capek- capek push up dan lari setiap hari,,,haha.. Coba kalau kita semua di surga, rasanya akreditasi kita sebagai makhluk paling terhormat dipertanyakan oleh musuh kita “Iblis”. Makanya Pencipta menurunkan kita di bumi dengan serangkaian cobaan yang silih berganti datang, untuk menyeleksi integritas mana yang benar- benar manusia sejati dan yang termasuk golongan Iblis. So, seburuk apapun keputusan yang telah ditetapkan, semua pasti ada hikmah.
       
        Yah tentang suatu keputusan yang harus dipilih, berdasarkan teori di atas sangatlah mudah, tapi,,,,.Tentang esok masalah weekend tanggal 16,17,18,19,20 ternyata juga harus buatku “Topo Bhroto” antara tugas dan engkau, Antara aku laksanakan tugas kewajibanku dan hakku untuk liburan di saat yang bersamaan. Perlu engkau ketahui, kadang rindu ini teramat sangat muncul begitu saja dan menyiksaku, agar sakau ini tak menyakitiku maka ku sibukkan saja diriku dengan wahana kegiatan di sini. Kadang aku juga tak bisa membayangkan bagaimana beratnya penugasan saat di lapangan nanti. Maka sudah aku biasakan dari sekarang untuk jarang menyapamu agar engkau terbiasa nantinya. Aku yakin nantinya kamu pasti kuat, karena aku tau bahwa kamu seseorang yang siap dengan segala kondisi. Status di pundakku ini hanya alat untuk mengabdikan diriku saja pada negara karena telah banyak selama ini negara berikan kepadaku, dan tentu itulah yang diharapkan segenap tumpah darah ini. Bagiku Tempat pendidikanku saat  ini hanyalah untuk mendapatkan tahta, dan dengan kita bisa memegang amanat penuh tanggung- jawab dengan tahta yang dimiliki, kita bisa merubah sistem yang sudah begitu carut marut ini.  Sudah aku rencanakan bahwa statusku ini bukan tempat mata pencaharianku, karena aku yakin  Allah Maha Kaya dan Pemurah. Pokoknya adalah yang telah aku rencanakan,haha.

Jangan takut, sudah sepantasnya tugas aku laksanakan dulu, tapi yakinlah aku akan hadir di hadapanmu suatu saat.

Jumat, 11 Mei 2012

KENAPA


            Ketika,,,,,,,,,
>Bangun pagi: KENAPA cepat sekali menghadapi hari yang sial dan melelahkan lagi, padahal barusan saja tidur,,,hrrgrgrh,,KENAPA harus dengan peluittt, Bom, gedor pintu,tak bisakah lebih sopan,,,
>Shalat subuh: KENAPA pikiran gak tenang, antara Pencipta dan dihukum pengasuh karna telat aerobik
>Aerobik: KENAPA harus pakai lari ke lapangan , yah telat lagi, astaga guling, jungkir, merayap, ,,,,
>Makan mensa: KENAPA duduk saja harus diatur, pakai upacara makan segala,,,
>Upacara: KENAPA panas sekali cuaca, bisakah upacara sambil duduk, bapak rektor yang terhormat bisakah diringkas pidatonya, kenapa kami selalu dimarah dan disalahkan,,,
>Belajar di kelas: KENAPA Dosen killer sekali, padahal ngantuk sampe, kemarin malam belum sempat tidur,,,
>Berjalan di ksatrian: KENAPA harus jalan kaki, baris pula, Kapan  boleh naik motor di dalam ksatrian,minimal bolehlah pakai sepeda, terlalu luas areanya, siapa pula yang buat ini kampus,,,
>Bertemu dengan senior: KENAPA ketemu “Beliau” lagi,,,,kenapa makhluk senior itu diciptakan di bumi ini (padahal sekarang aku juga udah agak senior)
>Disuruh pembina: KENAPA harus aku lagi, aku benci menjadi orang yang diharapkan
>Dihukum pembina: KENAPA begini, papiku saja di rumah tak pernah menyuruhku begini,,,,kapan ini berakhir,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,dst,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,KENAPA ,"NYAPO nDADAK NGENE KIE” (java language)
            Itulah sepenggal cerita tentang aku ketika dulu masih awal- awal pendidikan tingkat 1 (Muda Praja), tingkat dimana masa- masa masih hitam, jelek, bau, kucel yang sebenarnya lemah. Padahal waktu itu aku merasa kuat, setiap hari fitnes, lari, push up dll. Tapi itu fisik, ternyata jiwaku sangatlah lemah. Dalam seharipun, serasa tiada mungkin tanpa ku tinggalkan kata “KENAPA” sebagai bukti ketidak berdayaanku di hadapanNya. Tulisan ini terinspirasi ketika tadi pagi aku mengeluh lagi setelah pulang dari tugas jaga posko semalaman tidak tidur, ketika itu kulihat seorang ibu- ibu yang bekerja sebagai pegawai tidak tetap di kampus berlomba- lomba mencari sampah plastik yang dapat didaur ulang. Tentu itu penghasilan tambahan bagi beliau, karena sifatnya sampingan, pagi- pagi sekali mereka harus bergegas, bersaing dengan kawan beliau karena ketika matahari telah terbit mungkin ada pekerjaan lain menunggu yang tak bisa ditinggalkan. Tepat pukul 03.00, tiga orang ibu yang berumur sekitar 55 tahun kurang lebih melintas di hadapanku. “Punten ibu”,sapaku,,,,”Iya Asep,ibu izin cari sampah plastik dulu ya”(asep:panggilan kepada laki-laki,sunda language,klo jawanya “mas”). Seketika dongkol yang ku rasakan ketika semalaman jaga pos sirna, sekitar 5,5 detik pandanganku terpaku pada ibu- ibu tadi yang berjalan menjauhiku. Yah suasana ksatrian pada jam 03.00 itu masih sepi sunyi, gelapnya membuat tidak heran bila tiba- tiba datang makhuk Allah yang tak diharapkan.
            Bagaimana mungkin ibu tadi dengan tulus masih bisa tersenyum. Sedangkan aku ketika bangun pagi diiringi teriakan- teriakan pembina “mentolo” harus marah- marah hingga kadang keluar kata- kata kotor. Astagfirullah, aku memang seringkali lupa akan jutaan hinggal milyaran nikmatMu. Tapi kenapa tidak seketika gunung manglayang itu kau timpakan ke tubuhku ku ya Allah melainkan masih saja Engkau bersabar memberiku hidup di dunia ini. Fenomena yang hanya beberapa detik itu membuatku seharian merenung, baru aku sadar makna keluhku sebagai bentuk demoku kepadamu, ketidakterimaanku, tidak bersyukurnya akan kasihMu. Pantaslah hingga Kau turunkan Ibrahim ayat 7, sangat pendek ayatnya, tapi sungguh sulit diimplementasikan.  Padahal aku tau, makan d sini gratis, biaya kuliah, pelatihan, pembinaan, ilmu, asrama, springbed, fasiltas asrama, pakaian dari ujung kepala hingga kaki, air, listrik, dll semuanya gratis. Malah uang saku, gaji per bulan, lulus langsung penempatan tugas hingga janji akan jabatanpun tak membuatku membuka mata padaMu.
            Teringat ketika apel pagi Kepala Bagian Pengasuhan, Bapak Syamsu Khoirudin pernah menyampaikan tentang apa itu SIAL. “Yah kalian mungkin  merasa setiap hari adalah hari sial buat kalian, setiap hari harus menghadapai apa itu yang namanya hukuman (bagi yang melanggar), beratnya kegiatan di dalam kesatrian, tapi ingat para praja, berapa ribu orang di luar sana ingin memakai uniform seperti kalian. Jadi se sial- sialnya kalian yang telah berdiri di kesatrian ini, pada hakikatnya termasuk orang beruntung ,,,,,,,,dst”. Pesan Itulah yang selalu menguatkanku, belajar unuk KUAT,  TENANG, TEGAR dan BERSABAR dalam kondisi suburuk apapun. Sekali lagi tentang Sabar,kenapa ibuku selalu berpesan “sing SABAR yo le”, ketika melepas keberangkatanku dari terminal Maospati menuju kesatrian ini, bukan pesan untuk belajar giat, latihan yang serius dll, karena memang bersabar itu perlu ilmu yang tinggi dan sulit. Bersabar, walau sebenarnya di dalam hatiku beribu- ribu ketidak terimaan muncul. Ingat rekan- rekan, pada hakikatnya kita masih dalam masa penggemblengan, bagaimanapun juga harus menjadi orang yang kuat dan “gak boleh nangis” dalam menghadapi segala hal, karena dunia luar akan lebih keras dan sulit, sehingga diharapkan kita menjadi orang yang paripurna ketika kita lulus nanti, di manapun tempat kita belajar / kuliah saat ini.
            Astagfirullah. Wahai Zat Yang Maha Membolak- balikkan hati,,,tetapkan dan teguhkanlah hati kami, kokohkan integritas dan kuatkan komitmen kami dalam belajar, di manapun kampus tempat kami belajar.  Masyarakat kita di luar sana menanti Dharma Bhakti kita..

Always pray,,,
Alhamdulillah,,,
Alhamdulillah,,,
Alhamdulillah,,,
Alhamdulillah,,,
Alhamdulillah,,,
Alhamdulillah,,,
Alhamdulillah.